Selopamioro bagian dari deretan pegunungan Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta dicirikan sebagai lahan kering dan tandus, bahkan kritis. Karakteristik lahan berupa kawasan berbukit dengan batuan dasar yang keras dan tanah tipis sehingga sulit untuk menyerap dan menyimpan air. Karakteristik lahan tersebut mengakibatkan terjadinya kekurangan air pada musim kemarau. Hal ini diperburuk dengan curah hujan di wilayah termasuk rendah, < 1500 mm per tahun. Dengan kondisi keterbatasan sumberdaya air, lahan kering di Selopamioro ditetapkan oleh Kementerian Pertanian Indonesia menjadi lokasi Food Estate bawang merah. Pemenuhan kebutuhan air irigasi utamanya bersumber pada air tanah. Untuk mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan, maka diperlukan peningkatan kapasitas petani dalam mitigasi bencana kekeringan pertanian dan pendidikan lingkungan terkait pemanfaatan air tanah (ground water) yang lestari.
Untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian berkelanjutan di Selopamioro maka didesain kegiatan yang mempromosikan praktek teknik budidaya tanaman hortikultura tepat waktu dan teknik irigasi hemat air. Kedua, penguatan budaya memanen air di lahan pertanian menggunakan embung mini atau rorak. Pendekatan sosial kepada petani melalui pertemuan dan dialog interaktif dengan menggunakan video dan acara live musik.
Sabtu malam, 17 September 2022 berlangsung acara “Membaca Bersama Surat Dari Kawan di Tahun 2070”. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis pendidikan bagi pembangunan berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Agroekologi dan Sumber Daya Lahan (PSADL) UGM. Warung Kopi Gubug Dermo yang berada di JL. Siluk-Panggang menjadi tempat berkumpulnya para generasi muda Selopamioro untuk membuka dan bersama-sama membaca surat dari kawan di tahun 2070.
PS2DL UGM memadu padankan lingkungan dengan seni. Budaya panen air oleh masyarakat Selopamioro didokumentasikan dalam video dokumenter “Si Rorak dan Kendil”. Untuk mengetuk nurani generasi penerus akan pentingnya air, maka dibuat versi baru video “Surat Dari Teman di Tahun 2070” (https://www.youtube.com/watch?v=m1ToSJ_9DDg). Generasi muda Selopamioro gemar menyelenggarakan acara nongkrong-ngopi-nyanyi di Gubug Dermo di akhir pekan. Kebiasaan ini yang kemudian dijadikan media untuk mempromosikan dan mengubah pola pikir masyarakat bahwa air bersifat terbatas, perlu upaya untuk melestarikannya sekarang. Refleksi video dilakukan oleh Prof.Dr.rer.nat. Junun Sartohadi (kepala PS2DL UGM), Dr. Ngadisih dan Fathi Alfinur Rizqi, STP., M.Sc. Akustik diselingi dengan lagu-lagu bertema alam, diselingi dengan diskusi ringan dengan 15 orang anggota Karangtaruna Selopamioro tentang persepi mereka terhadap kondisi air dan pertanian saat ini, harapan dan dorongan untuk mulai melakukan pelestarian alam.